Monday, November 03, 2008

Akhirnya, Bung Tomo mendapat Gelar Pahlawan Nasional

Dari Jawapos 3 November 2008





Akhirnya, Bung Tomo mendapat Gelar Pahlawan Nasional
JAKARTA - Upaya merebut status pahlawan bagi Bung Tomo sama berliku dengan jalan perjuangannya. Setelah Departemen Sosial menyebutkan bahwa Bung Tomo tidak masuk daftar sebelas nama yang diusulkan mendapat gelar pahlawan nasional kepada presiden pada Jumat (1/11), kemarin pernyataan itu dianulir. Menkominfo Mohammad Nuh memastikan bahwa nama Sutomo alias Bung Tomo ada di dalam daftar tersebut.

Nuh menyatakan, pada 9 November nanti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan satu gelar kepahlawanan Bung Tomo kepada keluarga arek Suroboyo itu. Nuh mengatakan, dirinya mendapat informasi tersebut langsung dari Presiden SBY sebagai pemegang hak prerogratif pemberian gelar pahlawan nasional. ''Presiden sudah sampaikan ke saya bahwa Bung Tomo akan diresmikan sebagai pahlawan nasional,'' tegasnya kemarin.

Informasi terbaru itu tentu saja melegakan masyarakat yang sudah lama menanti gelar kepahlawanan dari tokoh yang terkenal dengan semboyan rawe-rawe rantas, malang-malang putung itu. Sebab, Departemen Sosial, yang berwenang mengusulkan kandidat pahlawan nasional, sehari sebelumnya masih menutup-nutupi informasi tersebut.

Depsos memang telah mengusulkan sebelas nama calon pahlawan nasional kepada SBY. Saat nama Bung Tomo ditanyakan, pihak Depsos tutup mulut. Karena itu, muncul spekulasi bahwa nama Bung Tomo kembali terlewat.

Ketika ditanya seputar status Bung Tomo, waktu itu Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, dan Kesetiakawanan Sosial (K2KS) Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Depsos Muchsis Malik menolak memberikan keterangan dan menyatakan bahwa sebelas nama itu dari unsur sipil. Sayang, ketika berkali-kali Jawa Pos mengonfirmasi ulang perihal topik yang sama tadi malam, telepon seluler Muchsis tidak aktif.

Setelah rencana Depsos itu disebarluaskan media, Nuh mengatakan telah mengecek kembali ke pihak Depsos. Hasilnya, ternyata nama Bung Tomo sudah ada di antara sebelas nama calon pahlawan yang diusulkan Depsos tersebut. ''Insya Allah, Bung Tomo menjadi pahlawan nasional,'' kata mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, itu.

Menanggapi pernyataan Depsos yang menyebut belum memasukkan nama Bung Tomo, Nuh mengatakan bahwa itu sudah dikoreksi. ''Tidak begitu penting dengan yang diumumkan Depsos, bisa jadi ada pengusulan lagi. Kan tidak masalah,'' terangnya.

Bung Tomo yang lahir pada 3 Oktober 1920 merupakan ikon Hari Pahlawan. Pria asal Blauran, Surabaya, itu menjadi tokoh penting dalam Pertempuran 10 November 1945, saat tentara NICA masuk ke Surabaya.

Pria bernama asli Sutomo itu meninggal di Makkah pada 7 Oktober 1981. Salah satu wasiat Bung Tomo kepada keluarga adalah tidak mau dimakamkan di taman makam pahlawan. Sikap itulah yang kemungkinan membuat pemerintah tersinggung sehingga 27 tahun setelah Bung Tomo meninggal baru diakui sebagai pahlawan nasional.

Putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo, saat dihubungi Jawa Pos mengaku belum mendapat pemberitahuan dari pemerintah. Namun, mendengar kabar baik itu, Sulistomo menyatakan sangat senang. ''Kami sekeluarga bersyukur kepada Allah SWT,'' kata Sulistomo.

Bila undangan dari istana sampai, kata Sulistomo, gelar pahlawan akan diterima oleh istri Bung Tomo, Sulistina Sutomo, 83. Sulistomo akan mendampingi sang ibu ke istana. (tom/zul/kit/kim)

No comments: