Sunday, August 24, 2008

Transportasi yang Aman dan Nyaman

Surabaya memulai usahanya untuk mengurangi polusi udara dengan menerapkan program car free day pada hari minggu selama 6 jam di salah satu jalan utama. Program ini disambut banyak pihak sebagai suatu langkah yang cukup bagus untuk mengurangi polusi udara. Namun menurut Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Prof Dr dr J Mukono MPH MS, hal yang terpenting untuk mengurangi polusi udara adalah dengan cara mengurangi penyebabnya, yaitu mengurangi jumlah kendaraan bermotor. hal ini dapat diselesaikan dengan menciptakan sistem transportasi massal yang cepat, nyaman, dan aman. Transportasi ini pun harus juga terjangkau harganya oleh masyarakat.

Memang kalau membandingkan kota besar di negara lain yang relatif lebih maju daripada Indonesia, kita akan sangat merasa jauh tertinggal. Di email yang masuk di milis yang saya ikuti, ada perbedaan antara negara barat dan asia dalam transportasi. Di negara barat, transportasi sudah sampai dalam tahap peduli pada lingkungan. Sedangkan di negara asia, orang malah berlomba lomba untuk membeli mobil baru.

Bulan lalu saya sempat mampir ke Singapura, tetangga sebelah kita yang lebih makmur. Disana ada kereta yang menghubungkan bandara dengan tempat tempat strategis di Singapura. Sedangkan kalau kita bandingkan dengan Surabaya misalnya, kita malah membangun jalan tol untuk menghubungkan kota dengan bandara. Dan tidak (belum) ada rencana membuat jalur kereta api dari kota ke bandara. Di Jakarta pun juga serupa, bukannya merealisasikan jalur kereta ke Soekarno-Hatta, malah membabat tanaman bakau untuk memperbaiki jalan tol ke bandara.

Akses untuk penyandang cacat pun masih jauh dari kenyataan. Hanya halte busway di Jakarta yang bisa diandalkan untuk penyandang cacat. Untuk kota besar setingkat Jakarta, hal ini perlu dipikirkan secara serius. Apalagi saat ini Jakarta sudah dipegang oleh orang yang katanya sudah ahlinya.


Seperti yang saya singgung sebelumnya, di negera barat sudah peduli dengan transportasi yang ramah lingkungan. Di Amsterdam, banyak sekali orang yang memakain sepeda, tentu saja dengan jarak yang tidak jauh. Namun pemerintah Belanda memfasilitasinya dengan membuat jalur khusus sepeda, bahkan saya dengar, jalur ini juga menghubungkan satu kota dengan kota lainnya. Ya memang, kontur Belanda relatif datar, sehingga orang tidak perlu bersusah payah mancal sepedanya hehehehe. Di Indonesia, sudah banyak komunitas bersepeda, namun pemerintah masih terlalu banyak berpikir untuk membuat jalur khusus sepeda. Di Universitas Indonesia, jalur khusus sepeda sudah ada dan sepedanya pun bisa di pinjam, pastinya dalam lingkungan kampus.

Tingkat kenyamanan dan keamanan di dalam transportasi juga perlu banyak ditingkatkan. Mulai dari copet, orang minta minta, sampai kualitas tempat duduk masih jadi PR pemerintah yang belum kunjung selesai. Teman saya yang bekerja di Surabaya namun tinggal di Pasuruan mengeluhkan kereta yang menghubungakn kedua kota itu. Meski cepat dan murah, namun dia harus berbagi dengan orang jualan dan copet. Angka kecelakaan di jalan raya dan tabrakan kereta api dengan kendaraan bermotor pun masih tinggi. Masalah bisa dikurangi dengan memperbanyak transportasi massal sehingga banyak orang beralih dari kendaraan motor pribadi ke kendaraan umum. Jalur perlintasan kereta api pun harus dikurangi yaitu dengan membuat jalur kereta api di atas atau bisa juga membuat subway (tapi subway kayaknya susah deh hehehe).

Hmmm... kapan ya punya transportasi massal yang cepat, aman, nyaman, murah dan jadwalnya bisa diandalkan.



No comments: