Friday, August 28, 2009

Nasir al-Din al-Tusi

Hari ini genap sepekan umat muslim mengarungi luasnya nikmat-Nya di samudera bulan Ramadhan. Kali ini saya mau bercerita sedikit tentang ilmuwan muslim. Pertama kali, saya tahu nama beliau ini saat kunjungan saya ke Adler Planetarium, Chicago, USA. Beliau adalah Nasir al-Din al-Tusi.

Nasir al-Din lahir di Tus pada tahun 1201 (597 H) dan meninggal di Baghdad pada tanggal 8 Dhu’l Hijja 672 H atau 25 Juni 1274. Dalam usia muda, beliau hijrah ke Nishapur untuk belajar filsafat dalam bimbingan farid al-Din Damad dan matematika dalam bimbingan Muhammad Hasib. farid al-Din al-'Attar, seorang guru sufi yang melegenda, juga pernah menjadi guru beliau. Sedangkan beliau belajar matematika dan astronomi dengan Kamal al-Din Yunus di Mawsil.
Ketika tentara Mongol menginvasi tanah kelahirannya, beliau harus sering berpindah tempat. Dan saat itulah beliau mulai berkontribusi banyak dalam bidang sains.

Dan beberapa kontribusinya adalah :

Fisika dan Kimia:

Berkaitan dengan kekekalan materi. Beliau berpendapat bahwasanya materi tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat berubah bentuk, kondisi, komposisi, warna, atau sifat lainnya. Perubahan ini bisa saja menjadi bentuk yang lebih kompleks bahkan bisa ke lebih sederhana.

Matematika :

Hukum sinus pada segitiga datar (plane triangles) adalah salah satu buah pikir beliau. Masih ingatkah kalian semua dengan hukum sinus ini?

(a/sin A) = (b/sin B) = (c/ sin C)

Beliau juga menemukan dan membuktikan hukum tangen pada spherical triangle.
Dan pada tahun 1265 Nasir al-Din menulis manuskrip tentang penghitungan akar ke-n sebuah bilangan bulat.

Biologi :

Nasir al-Din dipercaya sebagai Darwin-nya abad ke-13. Teori evolusinya diawali dengan alam semesta yang mengandung unsur-unsur yang hampir mirip dan seimbang jumlahnya. Kemudian terjadilah kontradiksi internal, dan beberapa senyawa berkembang lebih cepat daripada senyawa lainnya. Nasir al-Din juga menjelaskan evolusi dari elemen-elemn dasar tadi menjadi bentuk mineral, tumbuhan, hewan, kemudian manusia.

Astronomi :

Nasir al-Din pernah meyakinkan Hulegu Khan, penguasa dari Mongol, untuk membangun observatorium untuk membuat tabel astronomi yang lebih akurat yang digunakan untuk prediksi astrologi. Dan akhirnya pada tahun 1259, dibangunlah Observatorium Maragheh (Rasad Khaneh) di Maraghen, provinsi Azerbaizan Timur, Iran. Observatorium ini terbesar pada jamannya, terdiri atas deretan bangunan di area 150 x 350 meter.

Dalam buku Zij-i ilKhani, terdapat tabel yang akurat tentang pergerakan planet dan juga nama-nama bintang.

1 comment:

Edi Psw said...

Salam kenal juga pak. Terima kasih sudah mampir di blog saya.

Walaupun sudah agak telah, saya mengucapkan "minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin"