Tuesday, January 04, 2011

Dampak Mexican Wave di Mata Bonek Amerika

Senin, 27 Desember 2010 01:01:53 WIB
Reporter : -

Jika anda jeli memperhatikan pertandingan piala AFF Suzuki 2010 antara Indonesia melawan Thailand, anda akan melihat gerakan berdiri dan duduk oleh suporter yang berirama seperti gelombang. Ya, gelombang itu terkenal dengan nama Mexican wave atau bisa kita terjemahkan bebas menjadi gelombang Meksiko.

Dinamakan gelombang Meksiko karena menurut referensi, gelombang gerakan suporter ini pertama kali dipopulerkan pada pertandingan sepakbola piala dunia di Meksiko tahun 1986.

Gelombang Meksiko sering dihasilkan oleh sekelompok suporter pertandingan olahraga. Mereka berdiri dalam jangka waktu tertentu sambil mengangkat tangan mereka setinggi-tingginya, kemudian duduk. Gerakan ini diulangi oleh kelompok suporter lain yang berada di sebelahnya menghasilkan gelombang dengan amplitudo, lebar, dan kecepatan tetap.

Biasanya arah rambatan gelombang ini searah jarum jam yaitu dari kanan ke kiri dan berkecepatan 12 meter per detik atau setara dengan 43.2 Km/jam. Hmmm... suatu kecepatan yang tidak lambat kan. Lebar gelombang ini biasanya terdiri atas 15 deretan tempat duduk suporter.

Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana sekelompok suporter yang bisa jadi tidak saling mengenal dapat mengatur gerakan massal tersebut? Bagaimana mereka menentukan arah rambatan gelombang?

Hal apa sajakah yang menjadi pendorong terjadinya rambatan dan hambatan yang menyebabkan gelombang berhenti?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut identik dengan pertanyaan yang timbul mengenai perilaku manusia saat harus menentukan jalan keluar pada situasi panik di tengah keramaian, atau menentukan rute perjalanan untuk menghindari kemacetan.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mempelajari karakteristik gelombang Meksiko ini dan perilaku manusia sebagai pelakunya. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Farkas dan Vicsek pada tahun 2006.

Mereka mempelajari 15 rekaman video gelombang ini dan membuat survei secara online mengenai gelombang ini untuk mendapatkan data pendukung. Hasilnya antara lain adalah gelombang ini selalu merambat atau berputar ke arah tertentu, tidak pernah berputar ke dua arah sekaligus.

Dari 15 gelombang dalam video tersebut, 7 diantaranya merambat searah jarum jam. Sedangkan berdasarkan 75 survei yang terkumpul, 46 orang menyatakan gelombang Meksiko merambat searah jarum jam, 18 orang menyatakan gelombang merambat berlawanan dengan arah jarum jam, sedangkan 11 orang menyatakan tidak ada arah khusus bagi rambatan gelombang ini.

Sementara pada video di situs youtube yang menampilkan rekaman gelombang Meksiko pada pertandingan Indonesia melawan Thailand, arah rambatannya adalah dari kiri ke kanan atau berlawanan dengan arah jarum jam.

Farkas dan Vicsek menyimpulkan bahwa cukup 25 orang yang bertindak sebagai pelaku pertama timbulnya gelombang ini yang akan diikuti oleh kelompok suporter di sebelah mereka. Salah satu efek penting yang mempengaruhi arah rambatan dan stabilitas gelombang Meksiko adalah geometri lokal.

Geometri lokal ini adalah ada tidaknya struktur atau sesuatu hal yang menghambat di sekitar daerah pemicu gelombang ini. Jadi, bila di sebelah kiri daerah pemicu ada halangan berupa tembok atau sebuah lorong pintu masuk, maka gelombang akan lebih mungkin merambat ke arah kanan yaitu berlawanan arah jarum jam.

Selain itu, orang juga akan bereaksi berbeda terhadap gangguan di sebelah kiri atau kanan mereka. Jika efek psikologis gabungan dari sekelompok suporter cenderung lebih peka pada gangguan di sebelah kiri, maka gelombang akan merambat dari arah sebelah kiri ke arah kanan.

Nah, ternyata suporter Indonesia tidak kalah dengan suporter luar negeri dalam hal kekompakan untuk menentukan arah rambatan gelombang Meksiko ini. Kita berharap kekompakan itu berlanjut dalam hal mendukung timnas dan klub daerah masing-masing dengan semangat sportivitas tanpa anarki. 

Selamat berjuang Garudaku! [wir]
(Yudhiakto Pramudya, Bonek Persebaya yang saat ini mengambil program doktoral bidang fisika di Wesleyan University, Amerika Serikat)

No comments: